[RESISTOR]
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai
pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan
sesuai dengan kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu
resistor ?, seperti apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?
Cara kerja resistor hampir mirip dengan Bendungan Air. Arus airnya adalah sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan kita anggap sebagai resistor ,maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA.
Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda
Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Cara kerja resistor hampir mirip dengan Bendungan Air. Arus airnya adalah sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan kita anggap sebagai resistor ,maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA.
Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda
Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Coba perhatikan teks yang saya
beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan menjadi sebuah kata
yang mungkin mudah bagi anda untuk menghafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan
anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut :
Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor
tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode
warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan
ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling
berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari
warna-warna yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan
diatas, kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna
pertama Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti
angka 2, warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian
dengan 10 pangkat 2. kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X
100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %.
Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X (
1 : 10 ) = 120. ( he he he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan
dengan matematika yupsss, padahal saya juga pusing nih
ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha.. selingan aja ) jadi nilai
sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320
Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm. Kenapa
demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan baku resistor tidak
sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart
tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik
menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor agar para designer
dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang harus mereka
fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah
resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut
tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya.
Lalu bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya
singgung diatas bahwa ilmu exacta selalu berhubungan dengan
matematika, maka untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan
resistansi yang unik dapat dilakukan dua cara ; Pertama cara SERIAL,
dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing lagi nih..! ).
Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan.
Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara Paralel, untuk lebih
jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.
Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu
bagaimana menghitungnya ?, untuk cara serial anda tinggal menambahkan
saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 + R2 ) . Sedangkan
untuk cara paralel ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita
memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan
resistor kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut
R1=1000 Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka
didapat hasil R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita
menggunakan cara Paralel maka didapat hasil :
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 1 / R = (1/1000) + (1/2000) 1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000) 1 / R = (3000) / (2000000) 1 / R = 3 / 2000 3R = 2000 R = 2000 / 3 R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.Dalam elektronika kita dapat menyebut nilai 1.000 dengan Kilo, 1.000.000 dengan Mega, 1.000.000.000 dengan Giga. Kilo biasa memakai huruf " K " saja, Mega memakai huruf " M " dan Giga memakai huruf " G ", jadi bila kita menyebut 1.000 Ohm maka menjadi 1K Ohm, terus kalau 1.000.000 Ohm menjadi 1M Ohm dan 1.000.000.000 Ohm menjadi 1 G Ohm paham kan. Ada lagi cara menyebut nilai yang tanggung contoh : 1200 Ohm menjadi 1K2 Ohm, 1.900.000 Ohm menjadi 1M9 Ohm. mulai sekarang bila kita menyebut nilai resistor dengan resistansi yang besar gunakan istilah diatas OK. well masih ada lagi nih...., bagaimana kalau 1R2 berapa nilainya...? nah lo ada lagi nih. Biasanya untuk satuan terkecil digunakan istilah " R " jadi kalau 1R2 yah nilainya 1,2 OHM.., gampang kan. Sebagai latihan coba anda tentukan warna dari resistor dengan nilai 1M5, 1K6, dan 1R4.
Cara Pengukuran Resistansi Resistor Menggunakan Multimeter Analog :
- Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Ohm ( Ω ).
- Pilih Jangkah Pada Pengukuran Ohm ( x1, x10, x100, x1K / 10K ).
- Tiap Kali Jangkah Di Pindah Pada Posisi Ohm ( x1, x10, x100, x1K / 10K ) Maka Harus Selalu Melakukan Calibrasi Agar Pengukuran Resistansinya Akurat.
- Cara Melakukan Calibrasi Pada Pengukuran Resistansi, Probe Merah & Hitam Kita Hubungkan Maka Jarum Akan Menyimpang Ke Posisi NOL ( NOL Untuk OHM Meter Kebalikan Dari Yang Lainnya ).
- Apabila Jarum Belum Sampai Pada Posisi Nol Maka Knop ADJ Untuk Ohm Meter Dapat Di Putar Untuk Mengatur Jarum Supaya Tepat Pada Posisi Nol.
- Kalau Knop ADJ Ohm Meter Sudah Di Putar – Putar Tetap Tidak Mau Sampai Pada Posisi Nol Berarti Batu Baterai Yang Ada Pada Multimeter Harus Di Ganti.
- Hubungkan Probe HITAM & Probe MERAH Pada Resistor Yang Akan Diukur Resistansinya ( Probe Di Bolak – Balik Tidak Masalah )
- Setelah Probe Terhubung Maka Di Layar Multimeter Jarum Akan Bergerak Yang Menunjukan Nilai Resistansi ( Nilai Skala Resistansi Berada Pada Posisi Paling Atas )